Senin, 04 Oktober 2010

Cerita Kami tentang Kec.Mariso dan Bebalnya Peradaban

   salah satu sisi pemukiman rumah masyarakat Mariso yang tak memiliki ekses jalan yang layak menuju  rumah,              
   Kec.Mariso, Kel Panambungan Kota Makassar-Prop.Sulsel  (foto by oditetiN)

tampak jauh: sebuah mega gedung T(rans Studio) tempat hiburan siang malam bagi manusia moderen kota, ditempat itu dahulu merupakan salah satu tempat bagi masyarakat Mariso mencari kerang untuk dimakan dan untuk dijual, kini semuanya telah direparasi menjadi artifisial (foto by oditetiN)  


Makassar dan Anomali Kesejahteraan

Inilah space paling pinggir dari kota yang menjemukan ini, kota yang mengiming-imingi  masyarakatnya dengan obsesi kesejahteraan ekonomi dan segala kebutuhan hidup dalam peradaban yang menggila, Inilah proyeksinya, sebuah zona dimana kemiskinan direparasi dalam arena politik. Diinsyafi sebagian orang sebagai takdir dalam khotbah para penggila agama peradaban moderen. 
Kadang-Kadang sesekali kemiskinan terinterupsi, Oleh kompetisi para heroik intelektual dan politisi pemikir pasar dunia. Sebagai standarisasi bahwa mereka peduli dengan buasnya kemiskinan yang terjadi disekelilingnya, namun dengan letupan jantung yang memohon agar proposal program penanggulangan kemiskinan yang ia ajukan akan segera diapresiasi oleh sebuah founding raksasa. Dekade kehancuran, apalagi yang harus kita katakan. 
Dalam Tahun  2008 jumlah anak jalanan di kota Makassar mencapai 774 orang,(data:HIMAPID FKM UH). fenomena demikian tentulah akan bertambah pada tahun-tahun berikutnya(2010),indikasi paling kuat adalah kebijakan pemerintah yang seolah menutup mata terhadap situasi yang terjadi disekitarnya, pemerintahan berganti namun keadaan tetap sama, wilayah bermain yang tercuri, rumah-rumah yang dirangsek buldozer, anggaran yang dipolitisir serta setumpuk kebijakan yang memang kontraproduktif dengan kebutuhan masyarakat miskin, misalnya pembangunan RUSUNAWA.
Asumsi sederhana masyarakat hingga saat ini adalah justru berharap mendapatkan tempat(rumah yang layak), ekses jalan serta fasilitas umum yang merata bukan ditempatkan kedalam sebuah gedung konyol yang tak sama sekali memiliki standar kesehatan dan keselamatan. inilah realitas kota yang menyebalkan ini.  

Salah satu rumah yang didirikan masyarakat korban penggusuran di daerah Mariso, rumah sekaligus warung kecil ini didirikan diatas tanah milik orang lain.hingga sekarang tak ada ganti rugi setimpal atas penggusuran tersebut (foto by OditetiN

 salah satu bekas rumah warga yang digusur karena dianggap tidak memiliki surat kepemilikan syah atas tempat, tampak, puing yang kini menjadi onggokan kayu tua yang entah berapa lama pemilik rumah ini mengumpulkan uang untuk membeli potongan-potongan kayu ini,  (fotoby oditetiN)

Putaran Kedua dikota ini adalah Perampasan Tanah

Seperti biasa, Fenomena Kota bebal yang lainnya, media mainstream dan praktek feodalistiknya adalah sebuah mata rantai yang membinasakan perlawanan masyarakat urban. 
Dalam beberapa tahun terakhir daerah Mariso merupakan proyek raksasa yang di incar kalangan korporat. Hal ini telah terbukti dengan beberapakali terjadinya penggusuran ditempat ini, mulai dari pengambilalihan paksa tanah masyarakat untuk pembangunan rusunawa, pembukaan jalan,secara paksa  hingga pembangunan sejumlah gedung dan tempat hiburan ala disneyland, alasan apalagi yang akan dibenarkan ketika sejumlah isu telah terdengar bahwa tahun-tahun ini dan akan datang, daerah Mariso akan di reklamasi menjadi sebuah taman bermain atau daerah transportasi alternatif atau apalah yang direncanakan oleh mereka (Korporat dan antek kapitalis). Namun satu yang pasti, berulang kali perlawanan masyarakat yang menolak digusur dilakukan namun blow-up dari media justru sama sekali tak berpihak kepada masyarakat mariso. Apalagi kalau bukan Kapitalisme, feodalisme yang melatar belakanginya?
Selain karena letaknya yang strategis, Kecamatan Mariso, juga menjadi daerah  wilayah dagang bagi para pemilik industri klas menengah (kapitalis lokal). Misalnya pengolahan rumput laut dan hasil laut lainnya.

disisi yang lain, pembangunan gedung-gedung mewah dan tempat hiburan di makassar  menjadi semacam prioritas utama korporat, meski dengan usaha merampas tanah masyarakat Mariso,(foto by bok)
gedung-gedung yang membosankan,pengganti rumah masyarakat, gedung yang dibangun diatas tirani perampasan tanah dan ketaksepakatan masyarakat atas proyek nihilis ini, (foto by oditetiN)
maaf semua foto yang kami gunakan tak seindah jepretan anda, kami hanya berusaha menuliskan masa depan yang belum tertulis sebelum hasrat dialienasi para korporat menjadi tendangan yang telak ditulang punggung kami dan saudara-saudara kami di Mariso (fotobyBok)

1 komentar:

Monyet Liar mengatakan...

semangat kita..!!

Posting Komentar

 

bokbek © bokbokbekbek@gmail.com