Minggu, 27 Maret 2011

Hitchike ke pangkep, Nikmatnya Tuak Pedalaman


Awalnya perencanaan tumpang menumpang, bajak membajak mobil menuju pangkep ini hampir saja tertunda. Bisa dibilang gagallah dikarenakan salah seorang dari kami memiliki kontradiksi yang sangat mendasar, yeahh..kalian pasti tahu peradaban.
Akhirnya samar-samar seseorang berlari dan menepuk pundakku dengan keras. hah! Ternyata bok memberi semangat dengan penuh keyakinan lagi. Akhirnya energi baru serasa hadir dengan penuh cumbuan. Kembali, Rasa bosan bercampur dendam akhirnya muntah menjadi peluh perjalanan singkat namun di desain mungkin agar bisa berjalan lama,,hehe.
Saatnya gerombolan pembajak bersia-siap, Malam pertama setelah pertemuan kami yang penuh keragu-raguan sebelumnya, akhirnya berlanjut pada malam selanjutnya, Bertempat dirumah kontrakan salah seorang kawan, semua hal yang berkaitan dengan perjalanan kami bahas hingga tuntas, pokoknya sampai grup pembajak mobil pikup ini menunjukkan kesiapannya.heyya.. Lanjut,

Pembahasan yang teramat serius pada malam itu adalah pembahasan tentang naik transportasi apa kita kesana..?ujar kawanku yang bernama La ima, namun belum sempat mengambil napas menyudahi pertanyaannya, ditimpalilah Ia oleh BokBok. “ ayolah La ima dunia begitu luas dan indah, kalo bisa gratis ngapain bayar..?nyambung-nyambung miki ke sana” katanya sambil tersenyum...semua mengangguk, mungkin tanda setuju akan hasil konsensus tersebut, entahlah, Setuju dan tidak setujunya grup ini kami (saya dan bok plus La ili) dan beberapa orang kawanku akan tetap membajak mobil menuju pangkep...samanga'Q heheh. Akhirnya keberangkatanpun diputuskan esok harinya pukul 12 siang. Akhirnya..hh

Transportasi yang sesaat. Dan menyesatkan

Starting akhirnya dimulai, perjalanan pun dimulai, pukul 1 siang, meleset dari konsesi sebelumnya. Ah semakin payah! salah seorang dari grup pembajak tanpa muka berdosa menahan pete-pete, angkutan kami menuju perbatasan Kota makassar. Jengkel dan Perasaan gak enakan mewarnai perjalanan kami dalam pete-pete menuju lokasi perbatasan, tak sejalan dengan planing bersama,di tambah lagi uang terakhir yang aku kantongi bersama bok akhirnya harus kami relakan buat membayar kendaaraan mesin sejuta umat ini. Sejurus saat itu kira-kira selang 2 sampai 5 menit akhirnya pete-pete yang kami kendarai tiba pada perbatasan, Turun disini Miki de'..sampe miki'? teriak Pria tua yang membawa angkot yang kami naiki ini. Iya makasih pa' sahut pula kami serentak.

Sambil menurunkan barang dan keperluan yang lainnya, beberapa orang termasuk saya dan bok berusaha memutar pandangan sejauh mungkin, depan kiri belakang dan kedepan lagi, tak ada tanda-tanda Mangsa truk-truk kosong yang akan lewat. Pemberhentian kami ini tepat membelakangi salah satu perusahaan minyak negara yang belakangan terdengar telah menjual sahamnya kepada salah satu negara imperialis, kalian pasti tahu, hehe.. oh ya, bukan sombong atau berusaha tunggal dalam report kali ini, namun benar!, setelah lelah seolah tak ada harapan akan datang truk-truk yang akan kami bajak, saya langsung menuju pompa bensin dengan harapan akan menemukan seorang sopir atau truk-truk kosong yang akan searah dengan perjalanan kami, alhasil. Nihil.sama sekali tak ada,

dengan perasaan agak khawatir dengan kondisi perjalanan kami, saya memutuskan berkomunikasi secara agak tertutup dari grup pembajak, wal hasil energi baru datang lagi, saya dan grup pembajak bergairah lagi, ayo, ayo siap-siap ada truk datang” teriak bokbok dengan nada keras pada kami semua, berjalanlah waktu 5 menit kedepan, artinya sekarang hampir malam, akhirnya, keberuntungan datang juga, seorang pemuda yang baik hati bermaksud menawari kami pertolongan untuk menahan laju truk didepan kami, dengan alasan dia memiliki kenalan yang cukup banyak para pembawa truk-truk bermuatan komoditi. Memang benar kami pun berhasil mendapatkan truk buat di bajak oleh lelaki tadi. terima kasih cuy, memang benar your not alone..heyya

Pembajakan Pertama
Dengan cekatan yang lebih mirip bajing loncat kawanan pembajak mulai memanjat, truk ini benar benar kosong kata seorang dari kami. Setelah semua siap, teriakan “jalan miki pak”menutup perjumpaan kami dengan perbatasan kota makassar, Kota yang katanya menuju kota Dunia..halah hellyeah. Perjalanan terus mengalir dengan barisan truk-truk tua dalam perjalanan kami menuju kota maros dan terakhir kota pangkep. Dalam catatan dan kepala kami kota pangkep merupakan salah satu dari kota yang dunia yang memiliki kawasan kars terpanjang dan terbesar, namun sayangnya lagi-lagi persoalan pengelolaan, semuanya diserahkan pada tangan asing. Menurut informasi yang beredar akan ada lagi perluasan wilayah eksplorasi dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ini. Ah sudahlah nanti jadi serius.

Pembajakan Kedua

Setelah lelah sekitar satu jam dipunggungi truk tua pengangkut hasil bumi yang menuju kab.Barru ini akhirnya kami berhenti di perbatasan jalan raya, tepat jalan masuk ke arah kaki gunung bulusaraung. Satu persatu tim kembali melompat, barang dilempar kiri kanan karena takut truk ini terus berjalan tanpa aba-aba, maklum kayaknya sang sopir terlihat khawatir karena setoran kemanjikannya harus sesuai target yang ditentukan. Maklumlah pekerjaan yang demikian tidak jauh beda sama pekerja sektor jasa yang laiannya.maklumlah peradaban. Hihi.!!. Setelah semua turun akhirnya menuju persimpangan jalan selanjutnya, Bok kembali memberiku kode, bahwa segeralah berlari ada truk yang harus dibajak, ciyee.. akhirnya dengan masih sedikit karena perjalanan sebelumnya saya menahannya, kekuatan jempollah,..lobi..lobi dan lobi, akhirnya..sepakat, Melajualah tim pembajak selanjutnya ke titik terdekat kaki gunung bulusaraung.

Malam yang menegangkan
Ternyata mobil yang kami kendarai ini tak sampai tepat dikaki gunung, masih menyisakan jarak 5 sampai 6 kiloan, tak ada pilihan. Kami harus terus berjalan hingga titik aman yang pertama, karena berhitung bekal yang kami bawa, maka semuanya mau tidak mau harus melawan jarak. Mobil yang kami tumpangi ini berakhir perjalanannya pada pukul 08 malam tepat depan rumahnya, pak sopir pun berhenti, Kami pun turun dan berkemas untuk starting lagi 5 menuju 6 kilo meter. Ya pos satu gunung bulusaraung. Pilihan berjalan memang pilihan yang agak berat terlebih medannya vertikal dan memang layak tuk dikeluhkan. Selamat datang pendakian yang terjal, berkelok dan menguras energi seluruh tubuh, suasana yang begitu sepi dan hening menambah keseriusan para pembajak menaklukan pendakian didepanya. Waktu yang emnunjukkan pukul 09 malam serasa terus memburu keperistahatan pertama. Akhirnya dengan kesabaran kru pembajak. Kami memutuskan untuk mencari titik aman yang pertama dengan ketentuan tempatnya dekat dengan sumber air, yah kalo ada tempat nginap, pos mo saja” sahut seorang kawan kami menambahkan.




Sambil membenahi pernapasan, seorang memtuskan berjalan duluan mengamati dan mencari syarat kamp kami sesuai syarat yang telah dibahas sebelumnya pada rapat mendadak ditengah jalan tersebut. Dapat ma!! teriak, kawan yang berjalan di depan tadi. Kami pun bergegas dengan penuh semngat ke arah suara tersebut berasal. Sampailah kami di titik aman pertama atau pada kamp/pos I yang kami tentukan sendiri. Akhirnya. Satu persatu barang dibongkar, Piring, kompor, snak mulai dikeluarkan dari ransel-ransel milik para pembajak.

Masak, mengambil air, Membersihkan areal kamp, mengecek jalur pendakian untuk ke esokan hari adalah semua aktifitas yang penting saat kami tiba disini. Setelah makan malam ala pembajak truk, selanjutnya acara ngopi, ngeteh , ngesnek, dan bersih-bersih badan, sedikit brifing kemudian tidur.
Hari Kedua
Selamat Pagi Desa kaki gunung bulu saraung. Teriak La ima saat pagi menjemput mata yang masih kantuk dan kaki-kaki yang masih terasa begitu lelah, setelah sarapan dan packing kami melanjutkan perjalanan tanpa berifing sebagaimana biasanya, maklum, dalam perjalanan beberapa diantara kami berseru “ jalan miki saja yang penting dapat hutan, selanjutnya terserah” heheh nampaknya semua kelihatan lelah. Muncul inisiatif untuk memtong jalan setelah bertemu dengan salah satu penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Beliau menjelaskan ada begitu banyak jalan menuju bulusaraung, salah satunya jalan yang kalian lewati ini.

Perjalanan panjang terasa semakin menekan kondisi tim, semua nampak lelah dan tertekan. Inilah gambaran kami saat itu. Saat hari mulai sore kami pun segera mencari tempat seperti biasa, kamp ke 2, tentu dengan syarat seperti pada kamp pos I. Akhirnya malam, masak, ngopi dan brifing serius membicarakan rencana perjalanan esok hari menuju puncak, serta bagaimana alternatif-alternatif lainnya agar tim tidak begitu terkuras energinya.setelahnya kami kemabali ke tenda dan tidur..heheh



Hari Ketiga
Bersambung...!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mantrabbbb,,dah..iri

Posting Komentar

 

bokbek © bokbokbekbek@gmail.com